Simak 6 Hal Yang Dapat Menjadi Penyebab Terjadinya IUFD (Intrauterine Fetal Death) Pada Janin

"We remember the babies are born sleeping, those we carried but we never held. Those who we held but could not take home, those who came home but could not stay."


Untuk para moms yang sedang berada dimasa kehamilan yang masih muda, kondisi kesehatan janin dan moms harus sangat dijaga. 

Apa itu IUFD ?

IUFD (Intrauterine Fetal Death) merupakan kondisi meninggalnya sang janin pada saat proses persalinan atau sebelum dilahirkan. Biasanya terjadi pada janin yang berumur 20-37 minggu, dimana kondisi janin sangat rentan. Serta harus benar-benar dijaga kondisi kesehatan dari sang janin dan moms.

Berdasarkan waktunya, IUFD dibagi menjadi tiga, yaitu:

  • Early IUFD, yaitu kematian janin yang terjadi pada usia kehamilan 20–27 minggu.
  • Late IUFD, yaitu kematian janin yang terjadi pada usia kehamilan 28–36 minggu.
  • Aterm IUFD, yaitu kematian janin yang terjadi pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih.

Kira-kira apa saja yang menjadi penyebab terjadinya IUFD pada janin? Yuk, simak penjelasan berikut ini moms!

1. Plasenta Kurang Berfungsi Dengan Baik

plasenta

Gangguan plasenta yang kurang berfungsi dengan baik ini dapat menghambat penyaluran berbagai nutrisi penting untuk janin di dalam kandungan. Aliran darah dan oksigen menjadi terhambat atau berkurang akibat gangguan plasenta. Bila kondisi ini terus terjadi, maka perkembangan janin menjadi tidak optimal dan berujung pada kematian di dalam kandungan atau IUFD.

2. Kelainan Genetik

kelainan genetik

Dugaan penyebab IUFD selanjutnya adalah cacat genetik atau kelainan kromosom. Kondisi ini menyebabkan organ vital janin, seperti otak dan jantung, tidak berkembang dengan baik sehingga memicu terjadinya IUFD.

3. Mengalami Pendarahan

pendarahan

Perdarahan berat yang terjadi di trimester akhir bisa juga menjadi penyebab janin mati dalam kandungan. Ini bisa terjadi ketika plasenta sudah mulai terpisah (meluruh) dari rahim sebelum memasuki masa persalinan. Kondisi ini disebut abrupsi plasenta (placental abruption).

4. Gaya Hidup Yang Tidak Sehat

lifestyle

Faktor lain yang meningkatkan risiko IUFD adalah terkait usia. Moms hamil yang berusia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 15 tahun lebih rentan mengalami IUFD.

Selain usia, moms hamil yang mengalami obesitas, terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji, terlalu banyak minum alkohol hingga merokok selama masa kehamilan, dapat memberikan pengaruh buruk untuk janin. Perlu diketahui bahwa merokok untuk moms hamil dapat menghambat pertumbuhan janin di rahim karena mengurangi suplai oksigen ke janin melalui plasenta.

Beberapa ahli juga mengemukakan bahwa janin lahir mati atau janin meninggal dalam kandungan sering kali disebabkan oleh kombinasi dari sejumlah faktor di atas, seperti gangguan plasenta, kesehatan moms, dan pola hidup yang buruk.

5. Terganggunya Kondisi Kesehatan Pada Masa Hamil

Gangguan penyakit yang terjadi selama masa kehamilan bisa menyebabkan IUFD atau kematian di dalam kandungan. Penyakit yang perlu diperhatikan selama hamil, seperti diabetes, jantung, hipertensi hingga kekurangan gizi. Tanpa disadari beberapa penyakit ini dapat mengurangi asupan nutrisi yang seharusnya didapat oleh janin. Bila suplai nutrisi semakin menurun, maka janin tidak dapat berkembang dengan baik. 

Selain itu, terjadinya infeksi bakteri seperti streptokokus grup B, toksoplasmosis, listeriosis, dan rubella juga dapat menjadi penyebab janin mati dalam kandungan karena mengganggu pertumbuhan janin. Begitu juga dengan beberapa infeksi lainnya seperti malaria, sifilis dan HIV yang terjadi selama masa kehamilan.

6. Terjadinya Fetal Distress Pada Janin

Fetal Distress adalah sebuah kondisi janin yang tidak kondusif untuk memenuhi syarat menuju persalinan. Umumnya kondisi gawat janin ini ditandai dengan hipoksia janin di mana tidak ada pasokan oksigen yang cukup atau mengalami keterlambatan. 

Selain itu, gerakan janin di dalam kandungan yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan tali pusar terpelintir dan suplai nutrisi menjadi terganggu. Padahal tali pusar menjadi jembatan pemenuhan nutrisi dan oksigen sesuai kebutuhan janin. Jika suplai oksigen terhenti, gerakan janin menjadi sangat berlebihan dan dapat mengakibat kematian di dalam kandungan.

(source: klikdokter.com, popmama.com)

 

Cara Pencegahan IUFD

Lalu, apa saja yang harus moms lakukan untuk mencegah terjadinya IUFD? Pada saat memeriksakan kondisi kandungan disarankan untuk memastikan kesehatan janin dan moms sendiri. Jika ada kelainan yang terjadi, moms diharapkan untuk menanyakan lebih lanjut dan melakukan cara preventif agar sang janin dan moms bisa sehat hingga hari kelahiran. Usaha-usaha yang bisa dilakukan oleh moms untuk menjaga kondisi kesehatan sang janin dan diri moms diantaranya.

  • Berhenti merokok.
  • Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan berbahaya.
  • Menghindari tidur dengan posisi terlentang saat usia kehamilan memasuki 28 minggu atau lebih.
  • Melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter kandungan atau bidan secara rutin untuk memantau kesehatan dia dan janin.

Salah satu produk dari Mamaway ini juga dapat membantu menjaga kondisi kesehatan sang janin, yaitu MAMAWAY KORSET PENYANGGA ERGONOMIC.

MAMAWAY KORSET PENYANGGA ERGONOMIC, dapat digunakan semenjak kandungan berusia 24 minggu. Dimana pada usia tersebut rentan dan sangat beresiko mengalami IUFD, yang sangat mengkhawatirkan. Korset penyangga ini juga berguna untuk menjaga posisi kepala bayi tetap berada dibawah dan terlindung jika terjadi goncangan.

Adanya kandungan skin hydrating squalene pada MAMAWAY KORSET PENYANGGA ERGONOMIC untuk menjaga kulit moms yang sensitif semasa kehamilan, dan juga mampu mengurangi pembentukan stretch marks. 

 

2 comments

terima kasih banyak atas informasinya

maysaroh November 08, 2021

semoga aku dan bayiku selalu sehat, makasih baut infonya min

rini November 04, 2021

Leave a comment

Must-Have for Moms!